Pendidikan, keahlian, ego
Dari apa yang saya amati, tinggi rendahnya pendidikan seorang investor saham tidak berpengaruh terhadap sukses atau gagalnya untuk untung besar di bursa saham. Investor saham cerdas pun bisa terkecoh dan masuk perangkap, sama seperti halnya dengan investor saham yang “tolol”.
Makin cerdas seorang investor saham, makin yakin dia bahwa dia tahu segalanya.
Akibatnya, makin banyak pula dari mereka yang “kena batunya” dan menyadari bahwa sesungguhnya mereka belum banyak tahu tentang bursa saham.
Seberapa pun tingginya kecerdasan anda, IQ anda atau pendidikan anda, seberapapun bagus informasi dan analisa yang anda miliki, tetaplah tidak mungkin anda selalu benar.
“Investor saham yang sukses di bursa justru orang-orang yang kalem dan tidak berego besar.“
Bursa saham punya caranya sendiri untuk meledakkan semua rasa kebanggaan diri yang berlebihan itu, hingga tak ada yang tersisa. Lagi pula, kunci persoalannya adalah pada obyektifitas, dan tahu apa yang dibisikkan bursa saham di telinga anda, bukan soal pembuktian kebenaran atas apa yang anda katakan kemaren atau enam minggu yang lalu.
“Cara paling cepat untuk jatuh terjungkal adalah dengan membuat pembuktian bahwa anda benar dan bursa saham salah.”
Kerendahan hati dan akal sehatlah yang membuat anda tetap bisa bertahan di bursa saham. Kadang, makin terkenal analis atau pakar yang anda ikuti, makin besar kesulitan yang dapat menjerat anda jika mengikuti saran-sarannya. Sikap yang benar-benar baik buat anda adalah : biarkan bursa saham itu sendiri yang menasehati, kapan harus masuk, kapan harus keluar. Jangan coba-coba menantang bursa saham, dia lebih tangguh dari siapapun!
wah artikelnya mantap sekali..!! terima kasih.